Rabu, 09 Juni 2010

Budaya Organisasi APPLE

Apple, Inc. (sebelumnya bernama Apple Computer, Inc.) adalah sebuah perusahaan Silicon Valley berbasis di Cupertino, California, yang bergerak dalam bidang teknologi komputer.

Apple membantu bermulanya revolusi komputer pribadi pada tahun 1970-an dengan produknya Apple II dan memajukannya sejak tahun 1980-an hingga sekarang dengan Macintosh. Apple terkenal akan perangkat keras ciptaannya, seperti iMac, Macbook, perangkat pemutar lagu iPod, dan telepon genggam iPhone. Beberapa perangkat lunak ciptaanya pun mampu bersaing di bidang kreatif seperti penyunting video Final Cut Pro, penyunting suara Logic Pro dan pemutar lagu iTunes yang sekaligus berfungsi sebagai toko lagu online.

 

Awal Berdirinya Apple

Steve Jobs dan Steve Wozniak sudah berteman sejak lama. Bertemu pertama kali pada tahun 1971 ketika seorang teman memperkenalkan Wozniak yang saat itu berumur 21 tahun kepada Jobs yang saat itu baru berumur 16 tahun.

Jobs berhasil membujuk Wozniak untuk membuat komputer dan menjualnya. Jobs mendekati sebuat toko komputer lokal The Byte Shop yang tertarik untuk membeli komputer tetapi hanya komputer yang sudah terpaket lengkap, pemilik toko tersebut Paul Terrell mengatakan ia siap membeli 50 unit seharga $US 500 satunya.

Komputer buatan Wozniak hanya memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya dapat menggunakan TV sebagai monitor di mana saat itu banyak komputer tidak memiliki monitor sama sekali. Monitor ini bukanlah seperti monitor modern dan hanya menampilkan teks dengan kecepatan 60 karakter per detik. Komputer ini bernama Apple I dan memiliki kode bootstrap pada ROM-nya yang membuatnya lebih mudah untuk dihidupkan.

Akhirnya dengan paksaan Paul Terrell Wozniak juga mendisain sebuah mekanisme kaset untuk membuka dan menyimpan program dengan kecepatan 1,200 bits/detik, sebuah kecepatan yang cukup tinggi pada saat itu. Walaupun komputer tersebut cukup sederhana disainnya adalah sebuah masterpiece, menggunakan jumlah komponen yang jauh lebih sedikit dengan komputer-komputer sejenisnya dan berhasil memberi reputasi kepada Wozniak sebagai seorang master designer dengan cepat.

Dibantu oleh satu orang lagi teman Ronald Wayne, bertiga mereka mulai memproduksi komputer tersebut. Dengan menggunakan berbagai cara termasuk meminjam ruangan dari teman dan keluarga, menjual bermacam harta pribadi (seperti kalkulator dan sebuah mobil VW Combi), memulung dan sedikit menipu.

Jobs berhasil mendapatkan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk produksi sementara Wozniak dan Wayne membuat komputer-komputer tersebut. Selesai dan dikirim pada bulan Juni, mereka dibayar sesuai janji oleh Paul Terrell. Pada akhirnya, 200 unit Apple I diproduksi.

 

Sistem Budaya Organisasi yang Dilakukan oleh APPLE

Organisasi Apple melalui hari demi hari dengan banyak aktivitas. Banyak cara telah digunakan oleh organisasi ini untuk mencapai tujuan. Mulai dengan berjalan normal, merangkak sampai jungkir balik pun dilakukan.

Steve Jobs, pemimpin karismatik Apple Computer, menginvestasi perusahaan dengan cara menemukan pangsa pasar yang baru untuk alat music digital iPod.

Visi Jobs adalah menciptakan alat pemutar musik yang bisa Steve Jobs, pemimpin karismatikApple Computer , menginvestasi perusahaan dengan cara menemukan pangsa pasar yang baru untuk alat music digital iPod. Visi Jobs adalah menciptakan alat pemutar musik yang bisa dibawa kemana pun dan dapat Pengambil jalan tengah mencoba untuk tampil baik dalam semua dimensi strategis, tetapi karena berbagai dimensi strategis memerlukan cara pengelolaan perusahaan yang berbeda dan kadang kala tidak konsisten, perusahaan-perusahaan ini akhirnya atau dua perusahaan bersama-sama memasarkan produk mereka yang saling melengkapi atau suatu produk baru, Sebagai contoh, Apple bekerja sama dengan Digital Vax untuk bersama merancang, memproduksi, dan memasarkan suatu produk baru.

Organisasi Apple menentukan target yang melampui kapasitasnya. Namun, komitmen pada organisasi membuat Apple mengerahkan seluruh daya upaya yang bersumber dari kekuatan-kekuatan unik yang dimilki para karyawannya. Kebersamaan membuat Apple bertahan dalam ketegaran mengatasi kesulitan demi kesulitan.

 

Bagaimana Budaya Organisasi yang Dirumuskan oleh Apple

Apple membentuk tim budaya, melakukan assesment budaya, lalu membuat rumusan value dan slogan baru. Lalu, serangkaian poster-pamflet-spanduk-buku di susun dan sebarluaskan. Tak jarang, Apple mengundang pakar atau motivator handal untuk berbicara di depan karyawannya tentang budaya baru dan perubahan. Awalnya semua nampak senang sampai kemudian memasuki implementasi budaya baru dalam perilaku kerja dan proses bisnis, semua menjadi ragu dan terjadilah resistensi.

Adanya resistensi menunjukkan proses pembentukan budaya yang disusun tidak berdasar pada praktek-praktek keseharian dalam organisasi Apple.

Apakah bias Apple merumuskan budaya organisasi dari praktek keseharian para karyawannya, terlebih lagi kalau keadaan dan kinerja organisasi tengah menurun?

Dalam keadaan seburuk apapun, selalu ada faktor yang membuat organisasi dapat bertahan hidup. Apa yang membuat karyawan Apple tetap bertahan bekerja di perusahaannya? Apa yang membuat karyawan Apple tetap menjalankan pekerjaan? Apa yang membuat pelanggan Apple tetap setia pada perusahaannya?

Apple melakukan dialog dengan karyawannya mengenai kejadian-kejadian terbaik yang pernah dialami oleh karyawan perusahaan Apple (pada semua level). Kejadian terbaik adalah kejadian dimana tercapai keberhasilan, adanya passion-antusiasme, adanya kepercayaan diri, dan memicu lahirnya keinginan untuk mengembangkan diri.

Susun dan sosialisasikan narasi atau cerita mengenai kejadian-kejadian terbaik. Apple meminta karyawanna untuk memberikan umpan balik terhadap cerita kejadian terbaik itu.

Apple mengundang karyawannya melakukan dialog untuk mengidentifikasi faktor yang memberi kehidupan terhadap organisasi, mengimajinasikan keadaan masa depan organisasi, serta, merumuskan pernyataan value dan slogan. Undang partisipasi karyawan untuk menyusun pola perilaku dan proses bisnis di unit masing-masing yang selaras dengan budaya baru.

Apple melakukan forum dialog dan valuation untuk sharing dan apresiasi terhadap setiap keberhasilan.Dengan komitmen penuh dari , penciptaan budaya baru telah dapat dilihat dalam waktu 6 bulan sejak langkah awal dilakukan.

Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Apple sehingga dapat mencapai kesuksesan sampai pada saat ini.

Minggu, 16 Mei 2010

Artikel Contoh Perilaku Politik di Tempat Kerja

‘KLIK’ DI DALAM PERUSAHAAN


Klik adalah sekumpulan orang yang membela kepentingan diri mereka atau golongannya sendiri. Klik dalam perusahaan biasanya terkait dengan kepentingan kekuasaan, keuntungan finansial, kebanggaan suatu unit kerja, dan kepentingan pribadi. Klik-klik ini akan semakin berkembang manakala tidak ada tindakan dari manajemen puncak untuk mencegahnya. Bahkan dia sepertinya tidak mampu menangani “perang” konflik antarklik.

Konflik yang terjadi antar unit sering disebabkan oleh kebanggaan sempit. Misalnya, masing-masing unit membangun kebanggaan tersendiri bahwa unit-nya lah yang paling berperan dalam perusahaan. Contohnya, pada perusahaan X (tidak mau disebut nama perusahaannya), unit produksi dan unit pemasaran merasa dirinya paling berperan. Unit produksi merasa perusahaan tidak akan mampu memenuhi permintaan pasar kalau tidak didukung unit produksi. Sementara unit pemasaran merasa bahwa unit produksi tidak akan mampu melakukan kegiatan produksi kalau tidak ada informasi pasar. Unit pemasaran inilah yang melakukan survei pasar. Begitu pula unit-unit lainnya, seperti unit sumber daya manusia (SDM), merasa paling berperan karena tak akan mungkin semua proses bisnis berjalan lancar tanpa didukung jumlah dan mutu SDM yang memadai. Tanpa disadari mereka telah membangun “kerajaan” klik di tiap unitnya.

Perang klik tentunya akan mengganggu jalannya perusahaan. Kalau tidak ditangani akan memperparah keberhasilan suatu proses bisnis. Karena itu manajemen puncak harus mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak serba sistem di kalangan karyawan dan manajernya. Perlu dikembangkan budaya sistem kerja yang efektif yakni saling berkaitannya antarsubsistem perusahaan untuk mencapai tujuan yang sama. Dengan pendekatan ini maka kebanggaan sempit di tiap unit bisa ditekan sedemikian rupa menjadi kebanggaan bekerja secara kolektif. Antar unit akan mampu bekerjasama dalam suasana kesetaraan peran. Mereka tidak lagi bekerja seolah-olah sendiri namun saling bergantung. Mereka bekerja  secara sinergis dalam kerangka sistem manajemen yang utuh. Ketika itu terjadi, maka klik-klik yang ada akan semakin hilang dengan sendirinya diganti dengan suatu sistem bangunan perusahaan yang tangguh.

Sabtu, 01 Mei 2010

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber pengaruh ini bisa jadi bersifat forma, seperti yang diberikan oleh pemangku jabatan manajerial dalam sebuah organisasi. Karena posisi manajemen memiliki tingkat otoritas yang diakui secara formal, seseorang bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena posisinya dalam organisai tersebut. Namun tidak semua pemimpin adalah manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua manajer adalah pemimpin. Hanya karena suatu organisasi memberikan hak-hak formal tertentu kepada para manajernya, bukan jaminan bahwa mereka mampu memimpin dengan efektif.

 

Ciri Kepemimpinan Efektif

·         timbul rasa mantap pada diri bawahan, percaya pada atasan, reaksi puas dan peningkatan  diri

·         bawahan percaya pada pemimpin-nya

·         tercipta hubungan kerjasama yang kondusif

·         siap pecahkan masalah, tidak lari dari kenyataan

·         merangsang dan mengembangkan pola pikir yang berorientasi pada tujuan organisasi

 

Suatu organisasi membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang kuat agar efektivitasnya optimal. Perbedaan antara manajer dan pemimpin adalah dalam hal tugas dan tanggung jawab, yaitu sebagai berikut:

·         Pemimpin untuk menghadapi status quo atau memulai perubahan, merumuskan visi untuk masa depan, dan menjadi inspirator bagi seluruh anggota organisasi

·         Manajer untuk merumuskan rencana-rencana secara detail, menciptakan struktur organisasi yang efisien, dan mengelola aktifitas operasional harian


Teori Sifat Kepemimpinan (Trait Theories of  Leadership)

Teori sifat kepemimpinan (Trait Theories of  Leadership) adalah teori-teori yang berpandangan bahwa kepribadian, status sosial, tampilan fisik atau kecerdasan yang dimiliki seseorang (sejak lahir atau karena keturunan), yang menjadikan dia seorang pemimpin.

Teori ini membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi.

Sebuah terobosan muncul ketika para peneliti mulai mengelompokkan sifat-sifat kepemimpinan ke dalam kerangka kepribadian Model Lima Besar, yaitu:

·         Ekstraversi

·         Kemampuan bersepakat

·         Stabilitas Emosi

·         Sifat berhati-hati (Conscientiousness)

·         Keterbukaan terhadap hal baru (Openness to Experience)

Suatu kajian yang komprehensif mengenai literatur kepemimpinan yang mengacu pada model lima besar menemukan bahwa ekstraversi (ambisi dan energi) merupakan sifat terpenting dari pemimpin yang efektif.

Kepribadian, status sosial, tampilan fisik atau kecerdasan dapat menjadikan seseorang sebagai pemimpin, namun bukan menjadi jaminan bahwa dia akan berhasil memimpin organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi.

 

 Teori Perilaku Kepemimpinan (Behavioral Theories of  Leadership)

Teori perilaku kepemimpinan (Behavioral Theories of  Leadership) adalah teori-teori yang mengedepankan perilaku-perilaku spesifik (yang dapat dipelajari) yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.

Dalam bagian ini, kita melihat teori perilaku kepemimpinan yang berbeda dengan teori sifat kepemimpinan. Namun demikian, kita terlebih dahulu akan menimbang implikasi-implikasi praktis dari pendekatan perilaku. Bila berhasil baik, pendekatan perilaku pada kepemimpinan akan memiliki implikasi-implikasi yang sangat berbeda dari pendekatan sifat.

Pendekatan sifat menyediakan suatu landasan untuk memilih orang-orang yang ‘tepat’ yang akan menerima posisi formal dalam kelompok dan organisasi yang membutuhkan kepemimpinan. Sebaliknya, apabila pendekatan perilaku digunakan sebagai faktor penentu perilaku kepemimpinan yang terutama, maka kita bisa ‘melatih’ orang-orang untuk menjadi pemimpin.

 

Teori Kemungkinan (Contingency Theories)

Keyakinan bahwa pola kepemimpinan akan selalu cocok atau sesuai untuk semua situasi, ternyata belum tentu benar.

Beberapa pendekatan untuk mengisolasi variabel-variabel situasional yang utama telah terbukti lebih berhasil bila dibandingkan dengan yang lain, dan sebagai kosekuensinya, memperoleh pengakuan yang lebih luas. Pada bagian ini, kita akan membahas lima dari pendekatan-pendekatan tersebut, yaitu:

·         Model Fielder

Model kemungkinan Fielder (Fielder Contingency Model) menyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin dan sejauh mana situasi tersebut memberikan kendali kepada pemimpin tersebut.

·         Teori Situasional Hersey dan Blanchard

Teori kepemimpinan situasional (Situational Leadership Theory) adalah sebuah teori kemungkinan yang berfokus pada para pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan cara memilih gaya kepemimpinan yang benar, yang menurut Hersey dan Blanchard bergantung pada tingkat kesiapan para pengikut.

·         Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota

Teori pertukaran pemimpin-anggota (Leader-Member Exchange Theory) menyatakan bahwa karena tekanan waktu, pemimpin membangun suatu hubungan khusus dengan suatu kelompok kecil dari para pengikutnya.

·         Teori Jalan-Tujuan

Inti dari teori jalan-tujuan (Path-Goal Theory) adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk memberikan informasi, dukungan, atau sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan oleh para pengikut agar mereka bisa mencapai berbagai tujuan mereka.

·         Model Pemimpin-Partisipasi

Model pemimpin-partisipasi (Leader-Participation Model) mengaitkan perilaku kepemimpinan dan partisipasi dalam pembuatan keputusan.


Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership)

Teori kepemimpinan karismatik (Charismatic Leadership) adalah rasa hormat pengikut timbul dari hasil pengamatan atas perilaku (yang mencerminkan pengorbanan atau menunjukkan adanya kemampuan lebih) pemimpinnya.

Ciri-ciri teori kepemimpinan karismatik, antara lain:

·         memiliki visi serta dapat menjelaskan secara jelas dan lugas

·         rela berkorban atau menanggung resiko secara pribadi

·         mampu (secara realistis) melihat hambatan-hambatan dan mendapatkan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan atau perbaikan

·         terbuka terhadap pendapat lain dan cepat tanggap atas kebutuhan pengikutnya

·         berperilaku melawan arus (unconventional)

 

 Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership)

Teori kepemimpinan transformasional (Transformational Leadership) adalah pola kepemimpinan yang memberikan perhatian secara individual dan setara kepada seluruh pengikutnya, dalam bentuk inspirasi, peningkatan kemampuan intelektual, dan pengembangan wawasan dengan tujuan untuk mendapatkan ‘extra efforts’.

Prosesnya adalah untuk meningkatkan kebutuhan anggota ke arah:

·         Self-directing: visi pribadi, aspirasi ke masa depan

·         Self-reinforcing: menghargai prestasi sendiri, melakukan studi banding dengan orang lain untuk pengembangan diri

·         Self-actualizing: menggunakan potensi pribadi secara maksimal ke arah keunggulan, berani hadapi tantangan

·         Self-regulating: proaktif, disiplin pribadi

·         Self-controlling: pegendalian diri yg matang